![]() |
KH. M. Hanafi Gobit (Masa Jabatan : 1950-1967) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KH. M. Hanafi Gobit, lahir di Banjarmasin 11 Januari 1915, anak dari H. Abdurrahim Gobit dan Intan. Pendidikan yang ditempuh beliau adalah Inlandche School tahun 1922-1924 di Balikpapan, Madrasah Islam Kampung Bugis tahun 1925-1927 di Banjarmasin, Madrasah Al-Sholatiyah Makkatul Mukarramah tahun 1933-1940 di Makkah Saudi Arabia. Pengalaman organisasi Ketua Organisasi Musyawaratut Thalibin (organisasi pelajar Islam Kalimantan), Pengurus Organisasi Jamiatut Thalibin (organisasi pelajar Islam Kalimantan) di Saudi Arabia. Aktivitas di Majelis Ulama Indonesia (MUI) meliputi Wakil Ketua Majelis Ulama yang dibentuk tahun 1962 oleh Pangdam X Lambung Mangkurat (Ketuanya adalah KH. Salman Taib), Anggota badan pertimbangan MUI Tahun 1975 (Ketua MUI di Jakarta waktu itu adalah alm. Buya HAMKA). Dalam Munas II MUI Tahun 1980 di Jakarta duduk dalam komisi III yang membidangi Ukhuwah Islamiyah. Diangkat menjadi qadhi besar di Kalimantan tahun 1942-1950, utusan daerah Kalimantan dalam musyawarah pembentukan Departemen Agama yang pertama untuk daerah Kalimantan sekaligus diberi mandat sebagai penyusun Kantor Departemen Agama Kalimantan, tahun 1949 di Yogyakarta, pimpinan kantor persiapan Departemen Agama Kalimantan yang pertama tahun 1950, anggota pimpinan wilayah Masyumi Kalimantan Selatan tahun 1950-1959, Kepala Kantor Urusan Agama Kalimantan tahun 1951-1963, pimpinan haji Indonesia tahun 1960, utusan Indonesia menghadiri Kongres Masjid sedunia tahun 1960, utusan Indonesia tahun 1957 di Makkah Al-Mukarramah, anggota dewan Banjar tahun 1948-1950, Penasehat PB Serikat Muslimin Indonesia (Sermi) yang kemudian dilebur menjadi Masyumi Wilayah Kalimantan Selatan, ketua Dewan Pertimbangan PW Parmusi Kalimantan Selatan tahun 1963-1971, anggota MPR-RI masa bakti 1977-1982. Mendapat Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya Tingkat III (dengan SK Presiden Nomor: 076/TK/Tahun/1976). Aktivitas dakwah sehari-hari memberikan pengajian, bimbingan dan pendalaman ilmu agama khusus untuk guru-guru agama dan penghulu, dengan materi Fiqih. Untuk umum dengan materi hadis dan pembacaan kitab Hikam serta materi Tafsir. Kegiatan pengajian ini berlangsung terus-menerus sampai tahun 1984 selama kurang lebih 34 tahun. Aktif melaksanakan dakwah di wilayah Kalimantan Selatan, terutama memberikan khutbah setiap hari Jumat di masjid-masjid yang berada di wilayah Kotamadya Banjarmasin. Menyusun/membuat teks khutbah hari raya yang diminta Departemen Agama Pusat untuk disebarkan ke seluruh tanah air Indonesia, anggota Persatuan Guru Sekolah Islam Banjarmasin, salah seorang tokoh pendiri SMT (Sekolah Menengah Tinggi) sekaligus sebagai gurunya tahun 1946-1950, salah satu tokoh pencetus berdirinya Sekolah Menengah Islam Pertama (SMIP) yang didirikan pada tanggal 15 Oktober 1946 yang kini bernama SMIP 1946, pendiri Al-Ma’had Al-Islamy, guru pada Sekolah Hakim dan Jaksa (SHD), guru pada Sekolah Kaikyo Gakko Ing., Guru pada KNS (Kwekschool Nieuw Stijl) tahun 1947, dosen agama Islam pada Universitas Lambung Mangkurat tahun 1967-1969, guru pamong praja selama 10 tahun, dosen tetap IAIN Antasari dan menjabat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Syari’ah tahun 1971-1972, Dosen Luar Biasa IAIN Antasari tahun 1974-1983, pendiri Pesantren Islam Masjid Jami Banjarmasin, dalam perkembangan seterusnya dilanjutkan oleh H.M. Qasthalani, LML dan K.H. Husin Naparin, Lc., MA. Beliau wafat pada tanggal 12 April 1990 M pukul 05.20 Wita dan dikebumikan di alkah keluarga pemakaman Masjid Jami Banjarmasin pukul 17.00 Wita. Almarhum meninggalkan seorang isteri dan 11 orang anak serta 24 orang cucu. Sumber : Mengenang Ulama & Tokoh Banjar Dilengkapi Beberapa Tokoh Nasional dan Dunia oleh Ahmad Barjie B |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
KH. Djuhri Sulaiman (Masa Jabatan : 1967-1974) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KH. Djuhri Sulaiman lahir di Desa Tangga Ulin Amuntai Tengah pada tanggal 19 Mei 1907. Bagi masyarakat Hulu Sungai Utara beliau lebih dikenal sebagai seorang guru. Pengabdian beliau dibidang pendidikan sudah menjadi darah daging dan menyatu dengan kehidupannya. Jasa-jasa beliau dalam bidang pendidikan dan dakwah Islam sangat besar, khususnya di Hulu Sungai Utara. Hampir seluruh hidupnya dikonsentrasikannya untuk mengabdi pada pendidikan. KH. Djuhri Sulaiman pernah menjadi Guru Kepala Ma’had Rasyidiyah Amuntai. Beliau lama mengabdi di Ma’had Rasyidiyah yaitu sejak tahun 1931-1942. Kemudian ketika sekolah tersebut berubah namanya menjadi Perguruan Normal Islam (1942), beliau dipercaya memimpin perguruan tersebut dengan jabatan sebagai Kepala Sekolah. Bahkan pada tahun yang sama, beliau dipercaya sebagai pengasuh Perguruan Normal Islam tersebut. Sebagai seorang ulama yang berpengaruh luas di Amuntai, pada tahun 1948 KH. Djuhri Sulaiman terpilih menjadi Ketua Majelis Syura di Hulu Sungai Utara. Terpilihnya beliau sebagai sebagai Ketua Majelis Syura bukannya tanpa alasan. Para tokoh masyarakat dan alim ulama pada saat itu bersepakat dan menganggap bahwa KH. Djuhri Sulaiman sangat pantas memegang amanah tersebut. KH. Djuhri Sulaiman juga mendapatkan kepercayaan dari pemerintah menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan kemudian diangkat menjadi Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Kalimantan Selatan. Jenjang pendidikan KH. Djuhri Sulaiman dimulai dari Sekolah Rakyat (1921), kemudian melanjutkan belajar di El Ali Al Azhar selama lebih kurang tujuh setengah tahun lamanya. Beliau adalah salah satu tokoh NU yang berpengaruh dan disegani di Kalsel. Sumber : Ulama Kalimantan Selatan Dari Masa Kemasa Edisi Pertama. Diterbitkan Oleh Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
KH. Sumbono Al-Sholihun (Masa Jabatan : 1969-1974) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Kol. Inf AD Drs. H. A. Mochtar Sofyan (Masa Jabatan : 1974-1982) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Letkol. Inf AD Drs. H. Noor Syamsul (Masa Jabatan : 1982-1984) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Kol. Inf AD H. M. Umar Yasin, BA (Masa Jabatan : 1985-1996) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Drs. H. M. Laily Mansur, L.Ph (Masa Jabatan : 1996) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sosok Drs. H. M. Laily Mansur, L.Ph kelahiran Alabio 6 Juni 1937 sudah lama malang melintang dan dikenal, baik di lingkungan perguruan tinggi IAIN Antasari maupun di masyarakat Kalsel. Baik sebagai akademisi, ulama maupun pejabat dan pengabdi masyarakat. Dalam dirinya berpadu berbagai potensi dan profesi yang komplit. Sebagai ulama Pak Laily aktif berceramah dan berkhutbah diberbagai forum. Hal ini didukung oleh kedalaman ilmu keislamannya dalam beberapa aspek terutama ilmu kalam, filsafat dan tasawuf. Performa sebagai ulama merupakan paduan antara ulama tradisional dengan modern. Sebagai ulama tradisional ditandai kedekatannya dengan pengajian kitab-kitab kuning (klasik) dan tidak asing memakai sorban dan jubah jika diperlukan, dan beliau pakarnya dalam faham dan pemikiran Ahl al-Sunnah wa al-Jamaah (Aswaja). Dan tentunya dekat dengan organisasi NU. Sebagai ulama modern ditandai keakraban dengan ilmu dan informasi aktual sesuai dengan perkembangan kehidupan kontemporer. Sosok beliau tidak mengesankan sebagai ulama yang ketinggalan zaman. Pak Laily mampu membawa diri di segenap lini, mulai dari kalangan awam hingga kalangan atas, elit dan pejabat. Meski jabatan-jabatan penting mendominasi kesehariannya, namun masyarakat tetap memintanya berceramah dan berkhutbah. Masjid at-Taqwa Banjarmasin yang dekat dengan kediamannya sewaktu masih di Komplek IAIN Antasari sering meminta kesediaannya berkhutbah baik Jumat maupun hari raya. Hal ini selalu dikabulkan sepanjang waktunya memungkinkan. Sebagai pejabat ia pernah menduduki beberapa jabatan penting di lingkungan Departemen Agama, yang puncaknya sebagai Ka. Kanwil Depag Kalsel periode 1996-1998. Di era kepemimpinannya itulah sempat terjadi “geger” di Kanwil Depag yang diwarnai unjuk rasa. Hal ini disebabkan keberaniannya membuat gebrakan dan keputusan yang memang harus diambil. Agar citra lembaga ini lebih baik dan calon PNS yang terlanjur lulus tidak terkatung-katung. Sebagai akademisi, sejak muda Laily Mansur aktif mengajar di perguruan tinggi. Perkembangan Fakultas Ushuluddin sejak dari Amuntai hingga pindah dan berintegrasi ke Banjarmasin tidak lepas dari peranan beliau. Beberapa kali beliau terpilih sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin, dan di tingkat IAIN pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor. Bukan cuma itu, Pak Laily juga aktif dalam bidang ilmiah. Sering membawakan makalah di forum-forum seminar dan diskusi, juga aktif dalam penelitian. Disela-sela kesibukannya sempat pula menyusun buku yang diterbitkan di Jakarta dan Banjarmasin, terutama dalam kajian ilmu kalam, filsafat dan tasawuf. Bahkan menurut penuturan Hadian Noor, salah seorang putranya, pada detik-detik meninggalnya beliau sudah merampungkan karya tulis ilmiah untuk promosi profesor (guru besar) pada Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari. Sebagai pengabdi masyarakat beliau aktif di NU, MUI dan menjadi Ketua LPTQ Kalsel. Di masa kepemimpinannya, prestasi Kalsel dalam bidang tilawatil Quran cukup membanggakan, baik di tingkat daerah maupun nasional bahkan internasional. Peranannya dalam mengembangkan seni baca Alquran di daerah cukup besar. Itu sebabnya kepergian beliau bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan almamater IAIN Antasari, tetapi juga bagi masyarakat luas. H.M. Laily Mansur berpulang ke Rahmatullah pada hari Selasa 4 Agustus 1998 setelah dirawat beberapa hari di RS Bedah Siaga Banjarmasin. Banyaknya pelayat dan jamaah shalat jenazah serta ucapan dukacita bahkan shalat ghaib beberapa hari kemudian, menunjukkan besarnya penghormatan masyarakat. Sumber : Mengenang Ulama & Tokoh Banjar Dilengkapi Beberapa Tokoh Nasional dan Dunia oleh Ahmad Barjie B |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Drs. H. Rafi`i Salim (Masa Jabatan : 1997-1998) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pendidikan Formal
Pendidikan Non Formal
Kepangkatan
Jabatan
Organisasi, Politik
Tanda Jasa / Penghargaan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Prof. DR. H. Kamrani Buseri, MA (Masa Jabatan : 1998-2000) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, M.A. kelahiran Barabai 25 Mei 1950 ini adalah anak dari Buseri dan Hj. Sundiyah. Pendidikan formalnya dimulai dari Sekolah Rakyat Negeri 6 Tahun Mahang (1962), Muallimin Barabai, Pendidikan Guru Agama Negeri 4 Tahun Rayon Rantau (1967), Pendidikan Guru Agama Negeri 6 Tahun Banjarmasin (1969), Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Cabang Barabai (1974), Sarjana lengkap Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin (1978), Program S2 Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Pendidikan Islam (1980), Program S3 Pasca Sarjana IAIN Yogyakarta Jurusan Pemikiran Pendidikan Islam (1999). Anak banua berperawakan atletis ini masih melengkapi dirinya dengan mengikuti berbagai pelatihan diantaranya Pelatihan Penelitian pada PLPIIS Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 1982/1983, lulus sangat memuaskan. Sespanas pada Lembaga Administrasi Negara Jakarta, 1995. Management Course pada McGill University Canada, 1995. Kursus singkat Lemhanas Angkatan XI di Jakarta, 2002. Workshop Pembelajaran Bahasa Arab dan Studi Islam, di Leipzig University dan Hamburg University Jerman, 2003. Sebelum berkarier sebagai pegawai negeri, Kamrani muda, antara tahun 1975-1977, sempat mengikuti Program Tenaga Kerja Sukarela (TKS BUTSI) di Provinsi Kalimantan Tengah dan memperoleh Piagam Penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi RI. Kariernya sebagai pegawai negeri, dimulai dengan status Calon Pegawai Negeri, 1979, kemudian diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada tahun 1980. Sekalipun baru bekerja di lingkungan IAIN Antasari, Kamrani yang cerdas dan kritis itu, sudah dipercaya menjadi Sekretaris Pribadi Rektor IAIN Antasari 1979-1981. Begitu pula dengan jabatan sebagai Kepala Sub Bagian Rekreasi dan Walawa Kantor Pusat IAIN Antasari, dipangkunya tahun 1980-1981. Asisten Ahli Madya tahun 1981. Sekretaris Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat IAIN Antasari, 1980-1982. Sekretaris Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (KKN), 1980-1982. Ketua Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Antasari, 1984-1986. Ditengah kesibukannya sehari-hari, Kamrani masih dipercaya menjadi Pembantu Rektor I Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran (STIQ) Al Muddakir, 1984-1986. Pembantu Rektor I IAIN Antasari periode pertama, 1993-1997. Pembantu Rektor IAIN Antasari periode kedua, 1997-1999. Kemudian selama lebih kurang dua tahun, ia sempat meninggalkan IAIN dan diangkat menjadi Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Kalimantan Selatan, 1999-2001, Setelah kembali ke IAIN Antasari tahun 2001, ia langsung menerima jabatan tertinggi di IAIN Antasari yakni sebagai Rektor. Ia ditetapkan sebagai Guru Besar dalam Ilmu Pendidikan Islam tahun 2004 Sumber : Ulama Kalimantan Selatan Dari Masa Kemasa Edisi Pertama. Diterbitkan Oleh Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
DR. H. Artani Hasbi (Masa Jabatan : 2001-2006) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Prof. Dr. H. A. Fahmy Arief, M.A. (Masa Jabatan : 2006-2010) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Prof. Dr. H. A. Fahmy Arief, M.A. lahir di Desa Telaga Silaba, Amuntai Selatan, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, pada tanggal 13 Mei 1953. Ayahnya, Tuan Guru Haji Muhammad Arief, dikenal sebagai seorang ahli ilmu hukum waris. Menjelang wafatnya pada tahun 1983, yaitu dalam usia kurang lebih 56 tahun, sang ayah masih sempat menulis buku, Hukum Kewarisan dalam Islam. Jenjang pendidikan dasar ia jalani di Sekolah Rakyat Negeri, Telaga Silaba. Sementara pada jenjang tsanawiyah dan aliyah, ia masuk Ponpes Rasyidiyyah Khalidiyyah (Rakha) di kota Amuntai. Tahun 1973, ia berangkat ke Yogyakarta. Di Kota Gudeg ini, ia mengambil kuliah Jurusan Sastra dan Bahasa Arab, pada Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Melanjutkan aktivitasnya di Rakha dulu sebagai anggota IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) Cabang Amuntai, ketika kuliah di IAIN Yogyakarta, ia bergabung dengan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rayon Fakultas Adab. Setahun kemudian, yaitu tahun 1974, ia terpilih sebagai ketuanya. Di samping aktif di PMII, ia juga aktif di dunia jurnalistik mahasiswa. Bermula sebagai pemimpin redaksi Majalah Dinding Ibnul Muqaffa’, terbitan Senat Mahasiswa Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah itu dia ditarik ke majalah Arena, terbitan Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kariernya sampai ke jabatan puncak, yaitu sebagai pemimpin umum Majalah Bulanan Mahasiswa Arena. Selanjutnya, ia juga sempat menjabat wakil ketua IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia) Cabang Yogyakarta selama dua periode. Mei 1979, ia berhasil menyelesaikan studinya di kampus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Masa studi di almamaternya itu ia jalani kurang lebih selama enam tahun. Selama hampir enam tahun itu, tak pernah sekali pun ia pulang ke Banjar. Jadi, selama studi di Yogyakarta, dia menjalani ibadah puasa Ramadhan, bahkan berhari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha, selama lima kali berturut-turut di sana. Sekembalinya di kampung halamannya, tahun 1979, ia menikah dengan Hj. Ismawaty, putri Tuan Guru Haji Abdul Karim bin Haji Nafiah. Mertuanya, Tuan Guru, yang hafal Al-Qur’an, pernah belajar agama di Makkah selama sepuluh tahun. Kini ia ini telah dikaruniai empat anak dan dua orang cucu. Mulai tahun 1985, selama dua periode berturut-turut, ia menjabat wakil ketua PW GP Ansor Kalimantan Selatan. Keterlibatannya dalam organisasi komunitas NU itu terus berlanjut. Tahun 1995 sampai sekarang, ia aktif di PW NU Kalimantan Selatan. Jabatan yang pernah diembannya mulai dari katib syuriah, wakil ketua Tanfidziyah, dan kini sebagai mustasyar. Pada tahun 2000-2004, ia terpilih sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia kota Banjarmasin. Selama empat tahun memimpin MUI kota Banjarmasin itulah dia banyak bergaul dan bertukar pikiran dengan kalangan habaib, baik yang ada di kota Banjarmasin maupun yang ada di luar kota Banjarmasin. Di masa kepemimpinannya, para ulama dan habaib, dalam rangka saling menambah wawasan, ia ajak mengunjungi lembaga pendidikan Islam di Surabaya, pabrik sarung terkenal BHS di Gresik, Badan Amil Zakat DKI Jakarta, teropong bintang Boscha di Bandung, berziarah ke makam-makam Walisanga di Pulau Jawa, dan berbagai seminar lokal. Pada waktu itu, hubungan dan kerja sama dengan pihak Muspida Pemerintah Kota Banjarmasin teramat baik. Tahun 1999, ketika ia menjabat pembantu rektor I IAIN Antasari Banjarmasin, bersama rektornya, Prof. Drs. H.M. Asywadie Syukur, Lc., dia mendirikan Program Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin. Menurutnya, waktu itu banyak kalangan yang pesimistis, menyangsikan keberhasilan pendirian program pascasarjana tersebut. Namun ia nekat membawa rombongan petinggi IAIN itu ke Departemen Agama RI dan memimpin langsung presentasi proposal pendirian Program Pascasarjana IAIN Antasari, di hadapan Tim Penilai, yang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Komaruddin Hidayat, M.A., yang saat itu menjabat direktur Perguruan Tinggi Islam Departemen Agama RI. Tim Penilai saat itu terdiri dari para guru besar IAIN Syarif Hidayatullah, Universitas Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, dan Universitas Negeri Jakarta. a menyelesaikan pendidikan program masternya di IAIN Alauddin Makassar, tahun 1994. Di kota ini, ia belajar ilmu tafsir kepada Pof. Dr. H. Abdul Muin Salim, M.A., dan ilmu hadits kepada Prof. Dr. H. M. Syuhudi Ismail, M.A. Adapun program doktoralnya ia dapatkan dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 1997. Di antara gurunya di sini adalah Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab, M.A., dan Prof Dr. H. Said Agil Al-Munawwar, M.A. Pada tanggal 24 Mei 1997 telah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Pemikiran Politik dalam Tafsir Fathul Qadir. Dalam penulisan disertasinya, ia dibimbing oleh Prof. Dr. H. Munawwir Syadzali, M.A., menteri agama. Tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-48, ia pun dikukuhkan sebagai guru besar dalam ilmu balaghah pada Rapat Senat Terbuka IAIN Antasari Banjarmasin, yang dipimpin oleh Rektor IAIN Antasari Banjarmasin, Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, M.A. Pidato pengukuhan ia sampaikan dalam bahasa Arab dengan judul Isti’mal al-Majaz fi al-Lughah al-‘Arabiyyah. Oktober 2004, ia dilantik oleh Menteri Agama, Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al-Munawwar, M.A., sebagai ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Samarinda, Kalimantan Timur. Gebrakan pertama yang dia lakukan ialah memberikan rekomendasi kepada tujuh orang dosen STAIN Samarinda untuk melanjutkan studi ke program doktoral. Ia juga melakukan beberapa kali pertemuan bersama Panitia Anggaran DPRD Provinsi Kalimantan Timur untuk mempersiapkan Kampus Dua STAIN Samarinda di wilayah Samarinda Seberang, serta pertemuan dengan pihak Kementerian Perumahan Rakyat untuk membangun Asrama Mahasiswa STAIN Samarinda. Ia juga mengajukan Proposal Alih Status dari STAIN Samarinda menjadi IAIN Samarinda kepada Menteri Agama Dr. H. Mohammad Maftuh Basyuni. Pertengahan 2005, dalam kesempatan Musyawarah Daerah Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, ia pun ditetapkan sebagai penasihat pengurus MUI Provinsi Kalimantan Timur periode 2005-2010. Semestinya jabatan ketua STAIN Samarinda itu berlaku sampai bulan Oktober 2008. Akan tetapi pada Agustus 2006 ia dilantik oleh Gubernur H. Rudy Ariffin sebagai kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan, yang kemudian ia jalani sampai Agustus 2010. Kini, Prof. Fahmy kembali ke almamaternya, IAIN Antasari Banjarmasin, dan memberi kuliah Ilmu Ma’ani, Ilmu Bayan, dan Ilmu Badi’. Ia juga memberi kuliah Ulum al-Qur’an dan Tafsir Maudhu’i pada Program Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin. Terhitung mulai tanggal Oktober 2007, ia berpangkat Pembina Utama dengan Golongan IV/e. Artinya, ia termasuk guru besar senior di lingkungan IAIN Antasari Banjarmasin. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Fahmy_Arief Tanggal 3 Oktober 2014 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
H. Abdul Halim H. Ahmad, Lc, MM (Masa Jabatan : 2010-2014) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
H. Abdul Halim H. Ahmad, Lc, MM lahir di Amuntai tanggal 11 September 1957. Adapun pendidikan yang pernah beliau tempuh :
Adapun riwayat pekerjaan beliau :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Drs. H. Muhammad Tambrin, M.MPd (Masa Jabatan : 2014-2016) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Drs. H. Muhammad Tambrin, M.MPd lahir di Ampah, Barito Selatan tanggal 18 Desember 1969. Pendidikan yang pernah beliau tempuh :
Adapun riwayat pekerjaan beliau :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Drs. H. Noor Fahmi, MM (Masa Jabatan : 2016-Sekarang) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Drs. H. Noor Fahmi, MM lahir di Hukai Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tanggal 1 Maret 1965. Fahmi menempuh pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Hukai lulus pada tahun 1980, Madrasah Tsanawiyah Negeri di Amuntai lulus pada tahun 1983, Pendidikan Guru Agama Negeri di Amuntai lulus pada tahun 1986, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Antasari di Banjarmasin lulus pada tahun 1990 dan terakhir Magister Manajemen Universitas Narotama di Surabaya lulus pada tahun 2002. Fahmi mengawali jenjang jabatan sebagai Guru Pertama Madrasah Tsanawiyah Negeri di lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 1998, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Model Panyiuran Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 2002, Kepala Seksi Mapenda Kantor Departemen Agama Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 2005, Kepala Seksi Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umroh pada tahun 2010, Kepala Bidang Mapenda Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2011, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2012 dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2016. Fahmi yang sebelumnya, menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan Madrasah dan sekaligus menjabat sebagai Pengganti Sementara (Pgs) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan sejak bulan Juli 2016, dilantik oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin bersamaan dengan 15 orang pejabat eselon II dari Pusat dan Daerah, serta beberapa pejabat Akedemisi dari Perguruan Tinggi pada tanggal 10 Oktober 2016 di Gedung Kemenag RI Jakarta Pusat. |
Telah Dibaca 7352 kali,
Bagikan Halaman Ini